Senin, 19 Maret 2012

Cita-Cita Saya

0 komentar
                Setelah lulus SMA dari SMA N 1 Geger, saya ingin melanjutkan ke sebuah perguruan tinggi negeri di kota Surabaya yaitu UNAIR. Saya ingin mengambil jurusan kebidanan S-1 di UNAIR. Yang pasti saya ingin membanggakan kedua orang tua saya, dan memberi mereka sesuatu yang indah nantinya...

 Kesan saya selama berada di SMA N 1 Geger adalah Good School, Good Friends, Good Teachers. Banyak sekali pengalaman hidup yang saya alami disini, pengalaman senang, pengalaman duka semua tercampur dari satu..


»»  selengkapnyaaa...

Selasa, 17 Januari 2012

Seputar Menyemir Rambut

0 komentar


Ustadzah Ummu ‘Affan Nafisah Bintu Abi Salim dan Ustadzah Ummu Ishaq
Banyak cara yang dilakukan wanita untuk tampil beda. Salah satunya dengan menyemir rambut. Hal ini mereka lakukan sebagai satu cara agar tampak lebih cantik, menurut anggapan mereka tentunya. Bagaimana Islam memandang hal ini?
Budaya menyemir rambut telah sedemikian menggejala. Banyak kita dapati ibu dan remaja putri berambut pirang, atau warna lainnya yang berbeda dengan warna rambutnya yang asli.
Adapun menyemir rambut dengan warna selain hitam adalah sesuatu yang lumrah dari kacamata syariat, bagi seorang tua yang telah beruban atau mereka yang beruban sebelum waktunya. Lalu bagaimana hukumnya bila yang melakukan hal ini selain mereka?
Asy Syaikh Muhammad Bin Shalih Al Utsaimin dan Asy Syaikh Shalih Al Fauzan pernah ditanya tentang permasalahan ini. Fatwa keduanya yang dinukil dari kitab Fatawa Al Mar’ah (1/520-522), terangkum dalam pembahasan berikut (disertai beberapa tambahan).
Masalah mewarnai (menyemir) rambut itu sendiri bisa dirinci sebagai berikut:
1. Menyemir rambut yang telah beruban dengan menggunakan inai/pacar atau yang selainnya. Hal ini merupakan sunnah yang diperintahkan dalam rangka menyelisihi orang-orang Yahudi dan Nashrani karena mereka membiarkan ubannya dan tidak menyemirnya. Rasulullah bersabda (yang artinya), “Sesungguhnya Yahudi dan Nasharani tidak menyemir ubannya, maka selisihilah mereka” (Shahih Hadits riwayat Al Bukhary dan Muslim dalam Shahih keduanya)
Namun tidak boleh mengecat/ menyemir uban dengan warna hitam murni karena adanya larangan dari Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam.
Jabir Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Didatangkan Abu Qufahah ayah Abu Bakar Ash Shidiq Radhiyallahu ‘Anhu ke hadapan Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam dalam keadaan rambut dan jenggotnya memutih dipenuhi uban. Melihat hal tersebut bersabda Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam (yang artinya): Ubahlah uban ini dan jauhilah warna hitam.” (Shahih Hadits Riwayat Muslim dalam Shahihnya).
Dengan adanya larangan Rasulullah Sholallau ‘Alaihi Wasallam ini maka wajib bagi seorang muslim untuk menghindari menyemir rambutnya dengan warna hitam. Selain itu seseorang yang menyemir rambutnya dengan warna hitam seolah-olah menentang sunnatullah (ketetapan Allah) pada ciptaan-Nya.
Sebagaimana dimaklumi, rambut seseorang dimasa mudanya berwarna hitam, namun kemudian memutih karena usia atau hal lain. Orang yang mengalami keadaan ini berusaha menolak ketetapan Allah dengan menghitamkannya kembali. Maka yang demikian ini termasuk mengubah ciptaan Allah Subhanahu Wata’ala. Selain itu seseorang yang menyemir rambutnya dengan warna hitam untuk menutupi kenyataan bahwa ia telah tua dan beruban pada kenyataannya juga tidak sepenuhnya dapat menyembunyikannya keberadaan ubannya. Karena bagaimanapun tetap akan nampak bahwa rambutnya itu hasil semiran dan pangkal rambutnya akan tetap berwarna putih.
2. Selain uban hendaknya dibiarkan sebagaimana aslinya dan tidak dirubah/ disemir. Kecuali jika warna rambutnya tersebut dianggap jelek maka boleh disemir dengan warna yang sesuai, sekedar menghilangkan warna yang jelek tersebut. Sedangkan rambut lainnya yang tidak ada masalah padanya maka dibiarkan sebagaimana aslinya karena tidak ada keperluan untuk mengubahnya.
Juga ditanyakan kepada kedua Syaikh tentang hukum menyemir sebagian rambut atau menyemir beberapa bagian rambut wanita dengan warna yang berbeda dari warna aslinya, baik itu dengan warna putih, merah, ataupun pirang keemasan, sehingga sebagian rambutnya berwarna asli dan pada bagian yang lain terwarnai.
Keduanya mengatakan, dikhawatirkan hal itu menyerupai wanita kafir jika model demikian bersumber dari mereka, sementara ada larangan untuk menyerupai mereka. Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda (yang artinya), “Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka” (Hadits riwayat Abu Dawud. Asy Syaikh Al Albani berkata dalam Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah hal 204: “isnadnya shahih”).
Asy Syaikh Al Al Bani menyatakan wajb bagi setiap muslim, laki-laki maupun wanita, untuk memperhatikan masalah tasyabbuh ini dalam seluruh keadaan mereka, khususnya dalam penampilan dan pakaian mereka….(Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah hal 206).
Dan tentunya masalah penataan dan pemodelan rambut juga termasuk ketentuan di atas.
Wallahu ‘alam.
Sumber: Majalah Asy Syariah
Vol 1/No 02/September 2003/Sya’ban 1424 H

Judul Asli: “Meraih Kecantikan Semu”
Halaman 78-7
http://ghuroba.blogsome.com/2007/08/05/seputar-menyemir-rambut/
»»  selengkapnyaaa...

Rabu, 07 Desember 2011

The Power of Basmallah

0 komentar







 

Bismillahirrohmannirohim
(Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)
Basmallah sebuah kalimat yang tidak asing bagi seorang muslim. Basmallah diucapkan ketika akan memulai setiap perkara yang bermanfaat. Rasulullah bersabda, “Setiap perkara yang tidak dimulai dengan bismillah (dalam riwayat lain: dengan mengingat Allah), maka amalan tersebut terputus (kurang) keberkahan-Nya.”
Syekh Muhd.Abdul berkata didalam tafsirnya : “Al-Qur’an itu Imam dan ikutan kita,karena itu Al-Qur’an dimulai dengan kalimat ini,yaitu dengan Bismillah.Itu satu petunjuk bagi kita agar sekalian perbuatan kita dimulai dengan membaca Bismillah.”
»»  selengkapnyaaa...

Lebih cantik berjilbab

0 komentar

Wanita adalah surga bagi kehidupan dunia dan akhirat. Ia adalah anugerah terindah buat kaum lelaki. Karenanya, keindahan dan anugerah yang melekat pada diri wanita harus dijaga dan dipelihara. Dalam Islam, berjilbab merupakan cara untuk meraih dan mempertahankan keindahan dan anugerah tersebut. Bahkan, berjilbab wajib bagi kaum wanita yang sehat secara rohani, sudah aqil balik dan bernaung di bawah panji agama Islam. Seorang wanita memakai jilbab bukanlah untuk membuat tubuhnya menjadi putih, bukan untuk menjadi sok suci atau sok alim. Memakai jilbab adalah suatu kewajiban bagi para wanita muslim. Banyak berkah yang menyertai para wanita berjilbab, yang pasti mereka tampak jauh lebih cantik, lebih sopan, lebih anggun, lebih terlihat sebagai wanita sejati, lebih terjaga dari fitnah, dan masih banyak lagi.
Ada beberapa alasan wanita memaki jilbab:
  • Menjalankan syi'ar Islam.
  • Menutup aurat terhadap yang bukan muhrim.
  • Jilbab adalah identitas wanita muslimah.
  • Untuk meninggikan izzah (kemuliaan) diri sebagai wanita (muslimah).Memperkuat tali silaturahmi dan ukuwah sesama muslimah.
  • Membuat diri tidak silau dengan kemegahan dunia dan segala perhiasannya.
  • Merupakan wujud tanda bersyukur atas nikmat-Nya yang tiada putus.
»»  selengkapnyaaa...

Selasa, 06 Desember 2011

Islam itu indah

0 komentar

Apakah Anda pernah merasakan dalam hidup ini betapa indahnya Islam ? Jika belum , rasakan dulu betapa bahagianya seorang muslim hidup di bawah naungan agama terakhir, Islam. Seluruh panduan kehidupan tertuang dalam Islam. Inilah sumber kebahagiaan hakiki dari Pencipta seluruh alam semesta dan isinya, termasuk manusia.
Islam seperti artinya damai, maka kedamaian di hati Mereka yang tidak merasakan nikmatnya dalam naungan Islam ini karena memandang Islam sebelah mata. Syumuliatul Islam ( Kesempurnaan Islam ) tidak dirasakan dalam dirinya.
Keindahan Islam misalnya bisa dirasakan dalam peribatan. Betapa indahnya harmoni alam dengan manusia dalam beribadah kepada-Nya. Matahari sudah berjuta tahun mengabdi kepada Maha Pencipta dengan terbit di Timur dan tenggelam di Barat. Matahari masih menemani setiap makhluk setiap hari. Dia tidak pernah absen. Kesetiaan mahkluk yang namanya matahari ini menimbulkan rasa syukur akan diri dalam merasakan nikmat beribadah kepada-Nya.
Saat sujud dalam shalat terasa sekali shahdunya dalam payung keindahan peribatatan Islam setiap hari. Namun tentu saja rasa bahagia ini dapat direngkuh bagi mereka yang percaya 100 persen akan isi dari dari pandangan hidup Islam.
Bukankah Allah SWT SUDAH MERIDHOI Dinul Islam sebagai sebuah panduan kita. Renungkanlah bahwa Dzat Yang menciptakan kita semua sudah memberikan sebuah panduan yang sudah dianugrahkan dengan lengkap lalu mengapa kita masih kebingungan ? Kita rasakan bagaimana Maha Rahman Allah dengan ayat berikut:
” Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” ( QS Ali Imran : 19 )
Jika keindahan Islam belum dirasakan dalam hati , maka perlu kita renungkan apakah hati ini sudah kering , apakah hati ini tak pernah dibasuh dengan ayat-ayat-Nya . Apakah hati ini telah keras, tidak luluh dengan lantunan firman-Nya yang jadi panduan kita sehari-hari. Islam akan menjadikan indah diri kita, menjadikan indah kehidupan kita, menjadikan indah semua langkah ke depan kita.
»»  selengkapnyaaa...

Ciri Wanita Muslimah Ahli Surga

0 komentar

 

Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Di antara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :

  1. Bertakwa.
  2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
  3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.
  4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.
  5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
  6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.
  7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
  8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.
  9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
  10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
  11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.
  12.  Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
  13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
  14. Berbakti kepada kedua orang tua.
  15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

“ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’ : 13)
»»  selengkapnyaaa...
Diberdayakan oleh Blogger.